21 September 2009

Segara Anakan: Perjalanan Menuju Surga di Pulau Sempu

“Selamat menikmati Surga”, ujar seorang wanita muda saat berpapasan di bibir pantai Pulau Sempu. Sebelum sempat menanyakan namanya, ia bergegas menaiki perahu yang hendak menjemputnya. Namun dari caranya berjalan yang terlihat lelah dan pakaiannya yang lusuh, apakah pulau ini benar-benar menawarkan surga? Maka tim ekspedisi Travel Trend ke pulau di selatan Malang, Jawa Timur ini mencari jawabannya untuk Anda.

Secara Administratif, Pulau Sempu masuk ke dalam Kabupaten Malang, Jawa Timur. Namun ia bukan Jawa, dan Anda harus menyeberangi selat untuk menginjakan kaki di pulau itu. Untuk sampai di tempat tersebut, Anda harus menyewa perahu dari pantai Sendang biru dengan tarif Rp.100 ribu pulang-pergi per perahu.

Sebelum menyeberang, Anda harus melakukan registrasi terlebih dahulu di sekretariat penjaga Pulau Sempu, di Sendang Biru. Di tempat tersebut, dengan tegas seorang petugas menyebut bahwa Segara Anakan adalah tempat utama di pulau tak berpenghuni itu. Sebuah laguna di sisi lain pulau tersebut. Dan ke sana lah tujuan kami.

Setelah menyebrangi selat selama sekitar lima menit, kami menginjakan kaki di Pulau Sempu. Hutan bakau yang tengah surut menjadi pintu masuk menuju pulau ini. Namun Anda harus berhati-hati karena di tempat ini banyak karang tajam yang dapat melukai kaki bila tidak hati-hati.

Untuk mencapai segara anakan, Anda harus menyusuri hutan ke sisi lain pulau. Perahu tak bisa mengantar Anda langsung ke Segara Anakan karena ombak sangat besar dari Samudra Hindia.

Hutan yang harus dilewati sebenarnya tidak memiliki kontur yang berat. Hanya terdapat beberapa tanjakan kecil. Namun bila pulau ini diguyur hujan, jalur menjadi becek, berlumpur, dan licin. Beberapa kali tim kami jatuh bangun di jalur ini.

Darah mengucur karena luka, keringat bercucuran, dan noda lumpur hampir di sekujur tubuh. Sempat teringat pada ucapan wanita muda di tepi pantai. Apakah benar kami menuju surga dunia?

Jalur hutan yang menjadi berat karena hujan sehari sebelumnya, dilewati dalam waktu sekitar dua jam. Namun selain medan yang licin, pohon yang tumbang menghalangi jalan pun ikut menemani perjalanan. Jalur seperti ini sangat cocok bagi Anda yang gemar wisata outdoor dan petualangan.

Nuansa hutan yang perawan menjadi sebuah latar bagi lintas alam yang menarik. Wisata ini sangat cocok bila dilakukan dalam kelompok. Selain berwisata membelah hutan, Anda bisa menikmati kerja sama saat melewati rawa, menyebrangi jembatan kayu, hingga bergelantungan di pohon.

Saat tanah yang Anda pijak berubah dengan didominasi oleh batu karang, maka itu adalah tanda bahwa Anda hampir sampai di Segoro Anakan. Dan setelah tertutup pohon-pohon di hutan, sebuah laguna tiba-tiba muncul di depan mata. Sebuah kejutan yang menyenangkan.

Danau air asin

Segoro anakan terlihat seperti sebuah danau. Ia dikelilingi oleh tebing tinggi yang rimbun oleh pepohonan. Airnya adalah air asin. Lalu bagaimana danau air asin ini bisa terbentuk?

Ternyata di bagian barat daya laguna ini, terdapat sebuah lubang di salah satu bagian tebing. Dari lubang tersebut, ombak besar dari samudra hindia menyicil air laut hingga menggenangi dataran tersebut.

Namun uniknya lagi, walau berupa danau, namun nuansa pantai sangat terasa. Ombak yang tenang saat laut surut bisa membuat Anda lupa bahwa ini adalah danau. Namun saat pasang laut naik, air laut yang terbawa ombak masuk ke lubang di tebing semakin besar. Ini membuat ombak di danau pun semakin liar.

Selain ombak, di sini pun terdapat pasir putih di bagian timur danau. Alam seolah memberikan tempat gratis untuk bermain dan berjemur layaknya di pantai. Bersama pepohonan khas hutan tropis, tebing, dan ombak, pasir putih di tempat ini menawarkan kolaborasi suasana antara pantai, hutan, dan danau.

Tembok Samudra

Bila berjalan ke arah tenggara danau ini, Anda akan menemukan sebuah tebing yang lebih pendek dari tebing-tebing disekitarnya. Tersusun dari karang berongga yang tajam, dibutuhkan kehati-hatian saat mendakinya.

Saat tiba di bagian atas tebing tersebut, lagi-lagi pulau ini memberikan kejutan yang menyenangkan. Dari atas sini, Anda akan langsung bertatap muka dengan Samudra Hindia. Hamparan laut biru berkolaborasi dengan warna biru miliki langit cerah. Tebing curam bentukan alam menambah keindahan kolaborasi ini menjadi berlipat-lipat.

Di atas tebing ini memang indah, namun juga berbagahya. Ada tiga hal yang harus Anda waspadai di tebing ini. Pertama adalah karang yang tajam, sehingga Anda harus menggunakan alas kaki agar tidak terluka.

Kedua adalah karang yang licin dan hembusan angin kencang yang bisa mendorong Anda jatuh ke jurang. Dan terakhir adalah ombak yang sangat besar yang bisa menyeret Anda ke laut. Bayangkan, walau tebing yang kami pijak kira-kira setinggi gedung tiga lantai dari permukaan laut, namun ombak yang menerjang bisa mencapai tiga meter di atas tebing.

“Gila, gila, ini gila… ,” teriak Alfred, kenalan asal Papua yang sangat terpukau melihat semua anugrah Tuhan ini. Tuhan memang maha adil, di mana setiap sesuatu yang indah harus ditempuh dengan pengorbanan. Seperti Mawar yang indah namun berduri, Segara Anakan adalah surga yang harus ditempuh lewat perjalanan “extreme” untuk dapat dinikmati.

Kini saya percaya pada ucapan wanita muda di ujung pulau tadi. Ini memang surga.

Saran dari kami

Untuk menikmati keindahan di kawasan Segoro anakan, kami sarankan Anda untuk berkamping di pinngir danau. Karena suasana segoro anakan yang tak akan habis dijelajahi dalam waktu singkat, sedangkan jasa penyebrangan terbatas, maka menginap adalah salah satu jalan keluarnya.

Namun ada beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan. Menyeberanglah pada pagi hari karena dengan berjalan kaki selama sekitar dua jam, Anda bisa sampai di Segara Anakan pada siang hari. Sehingga waktu Anda cukup panjang untuk menjelajahi laguna tersebut.

Lalu pulanglah pada siang hari sehingga bisa mencapai bibir pantai di sisi lain pulau pada sore hari. Karena jasa penyebrangan hanya melayani hingga pukul lima usore, sehingga Anda bisa sampai kembali ke Sendang Biru dan menginjakan kaki di Jawa.

How to get there

Kota terdekat adalah Malang. Menuju kota ini, selain dengan kendaraan pribadi, Anda bisa menggunakan berbagai fasilitas kendaraan umum. Anda bisa menggunakan berbagai bis menuju Malang…

Untuk menuju Sendang Biru, perjalana bisa dimulai dari Kota Malang. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi dengan mengikuti petunjuk jalan yang telah ada semenjak kota. Apabila Anda datang dengan rombongan dan tidak membawa kendaraan pribadi, kami sarankan untuk menyewa kendaraan. Dengan biaya sekitar Rp. 300 ribu per kendaraan, Anda bisa diantar langsung menuju pantai Sendang Biru.

Perjalanan darat ini menempuh jarak sekitar 65 KM dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Di perjalanan, Anda akan melihat pemandangan yang bervariasi. Anda bisa terjebak dalam kepadatan kota, suasana pedesaan, kemudian ladang tebu penduduk, perbukitan yang hijau, hingga tiba-tiba pantai Sindang Biru menyambut Anda setelah menuruni bukit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar